Sapu Tangan Untuk Ayah
Ada seorang ibu di Rumah Amalia bertutur ketika dirinya masih kecil memiliki ayah ibu yang sangat menyayangi dirinya. Ayahnya bekerja sebagai seorang guru sementara ibunya adalah ibu rumah tangga yang gemar mengurus anak-anaknya dan suka menjahit atau ketrampilan. Ibunya suka berpesan sebagai anak perempuan harus bisa terampil mengurus rumah. Sampai satu hari sang ibu mengajarkan membuat sapu tangan dengan diberi nama ditengah sapu tangan itu, "Ibu, untuk apa sapu tangan itu diberi nama?" tanyanya. sang Ibu menjawab, "Agar nanti tidak tertukar dengan sapu tangan temanmu nak.." Seharian ia membuat sapu tangan, betapa bahagianya melihat sapu tangan dengan nama tengahnya. Bahkan sapu tangan itu dibawa tidur olehnya.
Sore hari ayahnya pulang mengajar karena sayangnya pada ayah, melihat ayahnya berkeringat sapu tangan itu diberikan untuk ayah. "Ini sapu tangan untuk ayah, aku membuatnya tadi sama ibu." Ayahnya tersenyum dan dipeluknya ia dengan air mata yang menetes dipipinya. Sampai beliau sebagai seorang anak mengerti arti mengapa ayahnya memeluk dan menangis 30 tahun kemudian setelah sang ayah telah tiada, menemukan sapu tangan itu tersimpan rapi ditempat khusus dimeja ayah, ayahnya menyimpan sapu tangan itu dengan baik bukti sayang ayahnya pada dirinya sampai akhir hayat.
Sahabatku, tindakan yang kecil tetapi penuh kasih sayang seringkali jauh lebih berharga daripada yang kita perkirakan. Maka itulah Rasulullah mengingatkan kita “Kasihilah makhluk di bumi, nanti engkau dikasihi yang di langit.” (HR. Thabrani). Jangan pernah menunda tindakan kasih sayang dalam sekecil apapun, percayalah setiap tindakan yang kita lakukan penuh kasih sayang, Allah memberikan keberkahan untuk kita, kebaikan dan kebahagiaan yang berlimpah untuk hidup kita.
Sore hari ayahnya pulang mengajar karena sayangnya pada ayah, melihat ayahnya berkeringat sapu tangan itu diberikan untuk ayah. "Ini sapu tangan untuk ayah, aku membuatnya tadi sama ibu." Ayahnya tersenyum dan dipeluknya ia dengan air mata yang menetes dipipinya. Sampai beliau sebagai seorang anak mengerti arti mengapa ayahnya memeluk dan menangis 30 tahun kemudian setelah sang ayah telah tiada, menemukan sapu tangan itu tersimpan rapi ditempat khusus dimeja ayah, ayahnya menyimpan sapu tangan itu dengan baik bukti sayang ayahnya pada dirinya sampai akhir hayat.
Sahabatku, tindakan yang kecil tetapi penuh kasih sayang seringkali jauh lebih berharga daripada yang kita perkirakan. Maka itulah Rasulullah mengingatkan kita “Kasihilah makhluk di bumi, nanti engkau dikasihi yang di langit.” (HR. Thabrani). Jangan pernah menunda tindakan kasih sayang dalam sekecil apapun, percayalah setiap tindakan yang kita lakukan penuh kasih sayang, Allah memberikan keberkahan untuk kita, kebaikan dan kebahagiaan yang berlimpah untuk hidup kita.
0 Response to "Sapu Tangan Untuk Ayah"
Post a Comment