Kangen Sekali
Bulan suci Ramadhan tahun ini Hana sudah mulai mengerti tentang puasa. Disekolah TK setiap pagi mamahnya mengantar ke sekolah. Setiap istri saya menjemput pulang sekolah Hana selalu bertanya pada mamahnya. 'Ayah kemana mah?'
'Ya ke kantor' jawab istri saya.
Hari terus berlalu seperti biasanya. Istri saya selalu bercerita bila pulang sekolah selalu bertanya ayah kemana dan dijawabnya pergi ke kantor. Saya hanya berpikir hal itu biasa. Itulah sebabnya setiap hari saya selalu pulang lebih awal agar bisa berbuka puasa di rumah. Kecuali hari Rabu, saya harus mengisi on air di Radio Bahana.
Karena hari ini saya harus ke Pondok Gede ada yang harus dikerjakan. Pagi sudah harus berangkat. Pulang ba'da Dzuhur. Motor melaju dengan cepat. Di depan pintu rumah saya berhenti menaruh motor, sudah nampak berdiri Hana dengan senyumannya yang manis dan menyapa.
'Ayah, Hana kangen sekali..' Kata Hana.
'Kangen apa?' tanya saya.
'Kangen pipinya ayah..' Jawab Hana.
Subhanallah. Saya peluk Hana, putri saya. Saya teringat tentang kisah Baginda Nabi Muhamad SAW mencium Hasan dan Husain, Abshar Al- Aqra' bin Habis berkata, ' Sesungguhnya saya mempunyai sepuluh anak namun tidak pernah ada seorangpun yang pernah saya cium. Maka Baginda Nabi bersabda, 'Sesungguhya barangsiapa yang tidak menyayangi maka ia tidak akan disayangi (HR At-Tirmidzi).
Hadis inilah yang menyebabkan saya bisa memahami kenapa ada kerinduan pada diri Hana. Kerinduan seorang anak dalam pelukan sang ayah merupakan keindahan dalam hidupnya. Matanya berbinar-binar, Hana bercerita apa yang telah dikerjakan disekolahnya sambil memeluk. Itulah makna kangen sekali buat Hana.
'Ya ke kantor' jawab istri saya.
Hari terus berlalu seperti biasanya. Istri saya selalu bercerita bila pulang sekolah selalu bertanya ayah kemana dan dijawabnya pergi ke kantor. Saya hanya berpikir hal itu biasa. Itulah sebabnya setiap hari saya selalu pulang lebih awal agar bisa berbuka puasa di rumah. Kecuali hari Rabu, saya harus mengisi on air di Radio Bahana.
Karena hari ini saya harus ke Pondok Gede ada yang harus dikerjakan. Pagi sudah harus berangkat. Pulang ba'da Dzuhur. Motor melaju dengan cepat. Di depan pintu rumah saya berhenti menaruh motor, sudah nampak berdiri Hana dengan senyumannya yang manis dan menyapa.
'Ayah, Hana kangen sekali..' Kata Hana.
'Kangen apa?' tanya saya.
'Kangen pipinya ayah..' Jawab Hana.
Subhanallah. Saya peluk Hana, putri saya. Saya teringat tentang kisah Baginda Nabi Muhamad SAW mencium Hasan dan Husain, Abshar Al- Aqra' bin Habis berkata, ' Sesungguhnya saya mempunyai sepuluh anak namun tidak pernah ada seorangpun yang pernah saya cium. Maka Baginda Nabi bersabda, 'Sesungguhya barangsiapa yang tidak menyayangi maka ia tidak akan disayangi (HR At-Tirmidzi).
Hadis inilah yang menyebabkan saya bisa memahami kenapa ada kerinduan pada diri Hana. Kerinduan seorang anak dalam pelukan sang ayah merupakan keindahan dalam hidupnya. Matanya berbinar-binar, Hana bercerita apa yang telah dikerjakan disekolahnya sambil memeluk. Itulah makna kangen sekali buat Hana.
0 Response to "Kangen Sekali"
Post a Comment