"Apakah Allah Memaafkan Saya, Mas?"

"Apakah Allah memaafkan saya, Mas?" tuturnya ahad pagi di Rumah Amalia ramai anak-anak dengan aktifitasnya, seorang gadis 'curhat', telah lama menyimpannya sampai hidupnya menjadi tertekan. Rumah Amalia hadir menjadi 'tempat berbagi' berbagi dalam suka dan duka, berbagi kebahagiaan dan penderitaan yang telah mengalirkan air mata. Dirinya dibesarkan oleh sang nenek, ayah dan ibu sudah lama meninggal dunia. Dari kecil neneknya selalu menanamkan nilai-nilai agama, belajar mengaji, sholat dan puasa. Disekolah dirinya terbilang cerdas, dari SD sampai SMA selalu renking 3 besar disekolahnya. Sekalipun tidak bisa melanjutkan keperguruan tinggi, dia bersyukur selepas lulus SMA bisa melanjutkan dengan kursus akutansi sampai bisa bekerja di Jakarta.

Kebahagiaan tiada tara karena bekerja di kantor yang tinggi menjulang merupakan impiannya sewaktu kecil. Sampai kemudian ada seorang pria ganteng, teman sekantornya yang menyatakan cinta pada dirinya. 'Seumur hidup saya baru kali itu Mas Agus ditaksir ama cowok,' ucapnya tersipu malu. Namun karena kehidupan kota Jakarta yang menjauhkan dirinya iman, terjatuh dalam pergaulan tanpa norma. Dirinya terjerumus pergaulan bebas, dia tidak mampu menolak rayuan sang cowok. Semua itu baru disadarinya setelah merasakan tubuhnya yang terasa berbeda. Tubuhnya terasa lemas. Hilang sudah impian dan harapan. Hampir saja mengakhiri hidupnya. 'Menangis saya seharian Mas Agus,' ucapnya. Matanya memerah, air matanya mengalir begitu saja tanpa disadarinya. Cowok itu menghilang tanpa jejak, tidak betanggungjawab atas perbuatannya. Ditengah kegalauan dan penuh linangan air mata, dirinya memutar radio, 'Saat saya memutar radio, saya mendengarkan Radio Bahana FM Jakarta. Malam itu saya mendengar Mas Agus menjelaskan bahwa 'Ketaqwaan kepada Allah menyelamatkan Hidup Kita' Rasanya penjelasan itu menenteramkan hati saya Mas Agus.' tuturnya. Maka hari Ahad pagi dirinya memutuskan ke Rumah Amalia.

Bahwasa sekotor apapun perbuatan kita bila kita bertaubat dan memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala maka Allah akan mengampuni dosa-dosa kita karena yakinlah Allah senantiasa memiliki rencana yang indah untuk hidup kita agar kita semakin mendekatkan diri padaNya. Mendengar penjelasan itu, terdengar isak dan tangisnya. 'Astaghfirullah, Semoga Allah mengampuni dosa saya ya Mas,' ucapnya lirih dan tak lama berpamitan. Sampai suatu hari ada email darinya yang mengabarkan sudah memutuskan pulang kampung untuk melahirkan dan membesarkan sang buah hatinya bersama sang nenek, neneknya menyambutnya dengan tangan terbuka. 'Semua perbuatan yang saya lakukan menyadarkan apa yang saya lakukan salah karena jauh dari Allah, memohon ampun kepada Allah. Terima kasih Mas Agus atas dukungan dan doanya.' Tuturnya dipenghujung email.  Air mata mengalir tak terasa. Merasakan betapa berat beban yang ditanggungnya. 'Ya Allah.."

--
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjuang diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.' (QS ali-Imran : 142).

0 Response to ""Apakah Allah Memaafkan Saya, Mas?""

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel