Kesabaran Seorang istri
Roda kehidupan selalu berputar, terkadang ada diatas, terkadang juga ada waktunya dibawah. Disaat itulah kesabaran seorang istri diuji oleh Allah. Ketika krisis ekonomi melanda kantor tempat suaminya bekerja terkena imbas. Terjadi pengurangan karyawan. mempengaruhi kesehatan tubuh suaminya. Pada siang hari secara kebetulan ia mengamati kuku suaminya terlihat membiru. Menurut dokter itu harus segera dirawat. Seminggu dirawat di Rumah Sakit tidak membawa perubahan yang membaik maka suaminya dibawa pulang, dirawat di Rumah. Satu hari ada kabar bahwa ayahnya sedang dirawat dengan kondisi kritis, maksud hati ingin menengok ayah tercinta, yang terjadi malah suami mesti dilarikan ke Rumah Sakit. Disaat itu juga dimasukkan di ruang ICU. Dirinya sebagai seorang istri menyaksikan semua itu dengan duduk terdiam, sedih, marah dan kecewa.
Bahtera yang telah dibangun bersama suami dan anak-anaknya telah terguncang disamudra kehidupan yang datang menghempas. "Aku sudah korbankan hidupku, ku berikan separuh nyawaku kepada suami dan anak-anakku. Ya Allah, apa salah dan dosaku sehingga aku menanggung cobaan yang berat ini?" tuturnya dengan air mata yang menetes, menyaksikan suami yang tengah dirawat di ruang ICU. Kemarahan, kekecewaan dan kesedihan yang dirasakan atas nasib hidup yang dideritanya mulai luluh disaat dirinya berada di Rumah Amalia, ditengah lelah dan letih dengan berbagi menjadikan perenungan yang mendalam. Ia kembali yakin bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkannya dalam kesendirian. Kekuatan dan kesabaran dirinya sebagai seorang istri mampu melewati semua derita. Kesabarannya membuahkan hasil, suaminya pulih kembali sehat dan berkumpul bersama keluarga yang dicintainya. Sejak itu keimanan dan keyakinannya kepada Allah semakin kuat dan kokoh. bersama suami dan anak-anaknya selalu rajin sholat berjamaah. Menghiasi rumahnya dengan melantunkan ayat-ayat suci al-Quran.
Bahtera yang telah dibangun bersama suami dan anak-anaknya telah terguncang disamudra kehidupan yang datang menghempas. "Aku sudah korbankan hidupku, ku berikan separuh nyawaku kepada suami dan anak-anakku. Ya Allah, apa salah dan dosaku sehingga aku menanggung cobaan yang berat ini?" tuturnya dengan air mata yang menetes, menyaksikan suami yang tengah dirawat di ruang ICU. Kemarahan, kekecewaan dan kesedihan yang dirasakan atas nasib hidup yang dideritanya mulai luluh disaat dirinya berada di Rumah Amalia, ditengah lelah dan letih dengan berbagi menjadikan perenungan yang mendalam. Ia kembali yakin bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkannya dalam kesendirian. Kekuatan dan kesabaran dirinya sebagai seorang istri mampu melewati semua derita. Kesabarannya membuahkan hasil, suaminya pulih kembali sehat dan berkumpul bersama keluarga yang dicintainya. Sejak itu keimanan dan keyakinannya kepada Allah semakin kuat dan kokoh. bersama suami dan anak-anaknya selalu rajin sholat berjamaah. Menghiasi rumahnya dengan melantunkan ayat-ayat suci al-Quran.
0 Response to "Kesabaran Seorang istri"
Post a Comment