Indahnya Kehidupan
Ada orang mengeluh, hidup tidak aman, banyak maling, banyak pencopet, banyak penodong. Cari pekerjaan susah karena harus nyuap, dagang juga susah karena banyak pungutan liar, berpolitik susah karena politik itu kotor, jadi orang jujur juga susah karena dimusuhi, jadi pejabat juga susah karena harus setor keatas, jadi orang kecil lebih susah lagi karena selalu terinjak-injak. Dunia kita benar-benar seperti neraka, keluhnya.
Menurut hadis Nabi, dunia ini bisa menjadi taman yang indah seperti sorga (addunya bustanun), tetapi ada syaratnya, yaitu didukung oleh pilar-pilar yang kuat.
Apa saja pilar surga dunia ? Pertama, dengan ilmunya ulama (bi`ilmi al `ulama), yakni jika tatanan dunia ini diatur dengan ilmu, ada konsepnya yang masuk akal. Tatanan pemerintah, tatanan ekonomi, tatanan budaya yang tidak berpijak pada ilmu niscaya akan menghasilkan kekacauan.
Kedua ; dengan keadilan umara (bi`adli al ‘umara’), maksudnya pemerintahnya berlaku adil, yakni menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, yang benar ditempatkan sebagai kebenaran, yang salah ditempatkan sebagai kesalahan, yang milik negara ditempatkan di kas negara, yang hak rakyat diberikan kepada rakyat dan seterusnya. Menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, misalnya korupsi adalah perbuatan zalim, dan kezaliman akan mengubah yang indah menjadi penderitaan.
Ketiga; dengan ibadahnya para hamba (bi`ibadati al`ubbad), yakni masyarakat merendahkan diri mengabdi kepada Tuhan, segala yang dikerjakan diniatkan secara ikhlas karena Allah. Jika orang melakukan sesuatu tidak dengan ikhlas akan menggiring mereka pada kemunafikan, dan kemunafikan akan membuat pergaulan menjadi tidak nyaman.
Kempat; dengan kejujuran para pengusaha (bi amanat at tujjar); yakni pengusaha tidak memanipulasi kualitas, tidak membobol uang negara, tidak melakukan kolusi dengan pejabat, tidak memanfaatkan kebodohan konsumen. Jika pengusaha tidak jujur maka rasa aman (trust) pembeli akan hilang, dan jika trust tidak ada maka hidup atau transaksi menjadi tidak nyaman. Kelima; dengan .
Kelima dengan kedisiplinan para pekerja (binasihati al muhtarifin). Jika para pekerja tidak disiplin maka pelayanan sosial akan menurun, produksi akan menurun, lembaga usaha tidak untung, kesejahteraan karyawan tidak bisa naik.
Keenam, dengan kemurahan hati rang kaya (bisakhawati al ‘aghniya’), yakni orang yang memperoleh rizki lebih banyak selalu ingat hak-hak orang miskin (zakat, infaq, sedekah) sehingga harta tidak menumpuk pada sekelompok kecil orang kaya. Ketujuh; dengan doanya orang faqier (bida`wati al fuqara’) . Jika orang kaya bermurah hati kepada fakir miskin, maka mereka tidak mendendam kepada orang kaya, sebaliknya justeru mencintai, menghormati dan selalu mendoakan mereka. Jika pilar-pilar itu berdiri, pastilah hidup di dunia ini indahseperti di sorga, tidak ada konflik horizontal, hidup terasa indah meski berbeda-beda posisi dan rejeki.
Menurut hadis Nabi, dunia ini bisa menjadi taman yang indah seperti sorga (addunya bustanun), tetapi ada syaratnya, yaitu didukung oleh pilar-pilar yang kuat.
Apa saja pilar surga dunia ? Pertama, dengan ilmunya ulama (bi`ilmi al `ulama), yakni jika tatanan dunia ini diatur dengan ilmu, ada konsepnya yang masuk akal. Tatanan pemerintah, tatanan ekonomi, tatanan budaya yang tidak berpijak pada ilmu niscaya akan menghasilkan kekacauan.
Kedua ; dengan keadilan umara (bi`adli al ‘umara’), maksudnya pemerintahnya berlaku adil, yakni menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, yang benar ditempatkan sebagai kebenaran, yang salah ditempatkan sebagai kesalahan, yang milik negara ditempatkan di kas negara, yang hak rakyat diberikan kepada rakyat dan seterusnya. Menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, misalnya korupsi adalah perbuatan zalim, dan kezaliman akan mengubah yang indah menjadi penderitaan.
Ketiga; dengan ibadahnya para hamba (bi`ibadati al`ubbad), yakni masyarakat merendahkan diri mengabdi kepada Tuhan, segala yang dikerjakan diniatkan secara ikhlas karena Allah. Jika orang melakukan sesuatu tidak dengan ikhlas akan menggiring mereka pada kemunafikan, dan kemunafikan akan membuat pergaulan menjadi tidak nyaman.
Kempat; dengan kejujuran para pengusaha (bi amanat at tujjar); yakni pengusaha tidak memanipulasi kualitas, tidak membobol uang negara, tidak melakukan kolusi dengan pejabat, tidak memanfaatkan kebodohan konsumen. Jika pengusaha tidak jujur maka rasa aman (trust) pembeli akan hilang, dan jika trust tidak ada maka hidup atau transaksi menjadi tidak nyaman. Kelima; dengan .
Kelima dengan kedisiplinan para pekerja (binasihati al muhtarifin). Jika para pekerja tidak disiplin maka pelayanan sosial akan menurun, produksi akan menurun, lembaga usaha tidak untung, kesejahteraan karyawan tidak bisa naik.
Keenam, dengan kemurahan hati rang kaya (bisakhawati al ‘aghniya’), yakni orang yang memperoleh rizki lebih banyak selalu ingat hak-hak orang miskin (zakat, infaq, sedekah) sehingga harta tidak menumpuk pada sekelompok kecil orang kaya. Ketujuh; dengan doanya orang faqier (bida`wati al fuqara’) . Jika orang kaya bermurah hati kepada fakir miskin, maka mereka tidak mendendam kepada orang kaya, sebaliknya justeru mencintai, menghormati dan selalu mendoakan mereka. Jika pilar-pilar itu berdiri, pastilah hidup di dunia ini indahseperti di sorga, tidak ada konflik horizontal, hidup terasa indah meski berbeda-beda posisi dan rejeki.
0 Response to "Indahnya Kehidupan"
Post a Comment