Ibu Penjual Kopi
Setiap bepergian jika belum sarapan pagi saya selalu menyempatkan diri untuk mampir ke warung sekedar mencari pengganjal perut. Pagi itu saya mampir ke waarung kopi, terlihat gorengan dan ketan. Sambil menunggu kendaraan saya sempat berbincang dengan ibu penjaga warung kopi. 'Ibu ini keliatan selalu ceria. Gimana sih biar selalu ceria?'
'Hidup ini sudah susah, kenapa mesti dibuat susah. Ya harus ceria selalu to mas..mas ini ada-ada saja pertanyaannya..'katanya sambil terkekeh sendiri. Melihat ketawa ibu penjaga warung kopi hidup menjadi terasa indah pagi ini biarpun sarapan pagi cuman dengan gorengan dan ketan.
Hidup ini selalu indah dengan selalu mensyukuri. Kala senja tidak memiliki apapun hidup terasa ringan karena bersyukur dan senantiasa ikhlas menjalani sebagaimana pemilik warung.
Q.S. Ibrohim (14): 7 'Jika kamu bersyukur pasti akan aku tambah (nikmat-Ku) untukmu dan jika kamu kufur maka sesungguhnya siksa-Ku amat pedih'
'Hidup ini sudah susah, kenapa mesti dibuat susah. Ya harus ceria selalu to mas..mas ini ada-ada saja pertanyaannya..'katanya sambil terkekeh sendiri. Melihat ketawa ibu penjaga warung kopi hidup menjadi terasa indah pagi ini biarpun sarapan pagi cuman dengan gorengan dan ketan.
Hidup ini selalu indah dengan selalu mensyukuri. Kala senja tidak memiliki apapun hidup terasa ringan karena bersyukur dan senantiasa ikhlas menjalani sebagaimana pemilik warung.
Q.S. Ibrohim (14): 7 'Jika kamu bersyukur pasti akan aku tambah (nikmat-Ku) untukmu dan jika kamu kufur maka sesungguhnya siksa-Ku amat pedih'
0 Response to "Ibu Penjual Kopi"
Post a Comment