Sungguh Indahnya

Setiap orang yang hendak meninggal dunia senantiasa akan terlihat dari apa yang dikerjakan pada kehidupan sehari-harinya. saya pernah menunggu orang yang sedang sakit keras ucapan yang keluar dari bibir adalah tahmid dan tahlil tanpa ada orang yang membimbingnya. Kondisi orang yang sedang sakit memasuki alam bawah sadarnya sehingga yang terbiasa dilakukan sehari-hari nampak pada saat sedang sakit. Namun juga sebaliknya pada saat orang sedang sakit keras ada yang terucap sumpah serapah pada orang-orang sekelilingnya.

menjelang tengah malam, saya mendengar mendengar kabar seorang teman meninggal dunia, saya bergegas untuk takziyah. semua orang terkejut sebab tadi baru saja bersama sholat isya berjamaah dalam kondisi segar bugar. Namun beliau meninggal sesampai dirumah, rebahan dalam kamar. Beliau meninggal dengan memeluk alquran. kata keluarganya Sebelum meninggal masih terdengar sedang menghapal ayat-ayat suci. "Sungguh indah ya mas, bapak meninggal sebagai seorang hafidz." tutur istrinya. sayapun mengiyakannya.

Saya mengenal teman ini juga sebagai sosok yang gigih menganjurkan untuk menghapal al-quran. Katanya, "dizaman sekarang hafidz (penghapal) al-quran sudah langka. Kitalah yang harus melestarikan budaya menghapal al-quran." Beliau selain seorang hafidz juga gemar menyantuni anak yatim dan gemar bersodaqoh sehingga diakhir hidupnya meninggal dengan indahnya, tak terasa air mata saya menetes kegigihan beliau dalam menghapal al-quran yang akhirnya terlaksana juga. dan namanya harum karena kegigihannya itu.

0 Response to "Sungguh Indahnya"

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel