Berebut Taubat
Pada satu kesempatan saya diajak teman ketempat pengajian. Setelah bertemu dengan Pak Kyainya berbasi-basi kedatangan kami akhirnya teman mengajukan pertanyaan pada sang kyai. Kata teman, “Pak Kyai bagaimana sih taubatan nasuha yang diterima oleh Allah SWT itu?”
Pak Kyai itu nampak raut muka berubah, dan mengatakan. “Seharusnya yang mengajukan pertanyaan itu bukan anda tapi saya lho...” Perkataan itu membuat kami agak aneh. “Maksudnya kyai bagaimana?”
“Kedatangan anda kemari kan untuk mendapatkan jawaban saya, itu berarti saya adalah orang yang dianggap selalu bisa memberikan jawaban tentang kebaikan. Tapi kenyataannya sering kali saya punya niat jahat dari kejahatan yang anda lakukan. Anda pun tidak mencurigai saya.”
“Bukankah itu saya yang seharusnya bertaubat?”Tanya sang kyai.
“Bukan kyai, saya yang seharusnya bertaubat.” Jawab teman sambil merebut tangan sang kyai untuk diciumnya.
“Tidak, saya akan bertaubat.” Kata kyai sambil menarik tangan.
Pak Kyai itu nampak raut muka berubah, dan mengatakan. “Seharusnya yang mengajukan pertanyaan itu bukan anda tapi saya lho...” Perkataan itu membuat kami agak aneh. “Maksudnya kyai bagaimana?”
“Kedatangan anda kemari kan untuk mendapatkan jawaban saya, itu berarti saya adalah orang yang dianggap selalu bisa memberikan jawaban tentang kebaikan. Tapi kenyataannya sering kali saya punya niat jahat dari kejahatan yang anda lakukan. Anda pun tidak mencurigai saya.”
“Bukankah itu saya yang seharusnya bertaubat?”Tanya sang kyai.
“Bukan kyai, saya yang seharusnya bertaubat.” Jawab teman sambil merebut tangan sang kyai untuk diciumnya.
“Tidak, saya akan bertaubat.” Kata kyai sambil menarik tangan.
0 Response to "Berebut Taubat"
Post a Comment