Guru Kehidupan
Saya pernah diundang oleh pengajian ibu-ibu disalahsatu mushola. Saya bercerita bahwa orang baik dan orang jahat adalah guru kehidupan buat kita. Bukan hanya orang baik yang mengajarkan arti kehidupan namun juga orang jahat terkadang juga memperkokoh aqidah kita, tergantung bagaimana kita mampu memetik hikmah pada setiap kejadian yang kita alami. Jika kita pandai mensyukuri nikmat, kejadian yang kita anggap sebagai musibah bisa berubah menjadi berkah.
Selesai pengajian ada seorang ibu menghampiri, ibu tersebut bertutur bagaimana dirinya dan suaminya menemukan guru kehidupan dari orang yang jahat. Suami seorang pengusaha namun tidak pernah beribadah, termasuk tidak pernah menjalan ibadah sholat lima waktu. Sampai pada suatu hari usaha bangkrut karena krismon, hampir setiap hari didatangi debt collector untuk menagih hutang. Karena ketakutan terus diterror, suaminya menjadi rajin sholat lima waktu, puasa senin kamis bahkan sholat malam untuk memohon kepada Allah SWT supaya terlepas dari musibah. “Alhamdulillah tidak begitu lama, kami bisa melunasi hutang dan sampai sekarang suami saya tetap taat beribadah karena penagih hutang yang berwajah bengis itu.”kata ibu pengajian.
Hikmah dari cerita diatas bahwa penagih hutang yang awalnya dianggap jahat ternyata mampu merubah sikap orang yang awalnya lupa kepada Allah SWT menjadi hamba Allah SWT yang senantiasa sujud memohon pertolongannya dan berserah diri diharibaanNya. Pada kehidupan sehari-hari untuk bisa merubah perspektif terkadang kita memang butuh kondisi kritis. Yang menjadi pertanyaan, apakah perubahan perilaku itu mesti menunggu kondisi kritis dulu? Bukankah teramat mahal untuk sebuah perubahan?
Selesai pengajian ada seorang ibu menghampiri, ibu tersebut bertutur bagaimana dirinya dan suaminya menemukan guru kehidupan dari orang yang jahat. Suami seorang pengusaha namun tidak pernah beribadah, termasuk tidak pernah menjalan ibadah sholat lima waktu. Sampai pada suatu hari usaha bangkrut karena krismon, hampir setiap hari didatangi debt collector untuk menagih hutang. Karena ketakutan terus diterror, suaminya menjadi rajin sholat lima waktu, puasa senin kamis bahkan sholat malam untuk memohon kepada Allah SWT supaya terlepas dari musibah. “Alhamdulillah tidak begitu lama, kami bisa melunasi hutang dan sampai sekarang suami saya tetap taat beribadah karena penagih hutang yang berwajah bengis itu.”kata ibu pengajian.
Hikmah dari cerita diatas bahwa penagih hutang yang awalnya dianggap jahat ternyata mampu merubah sikap orang yang awalnya lupa kepada Allah SWT menjadi hamba Allah SWT yang senantiasa sujud memohon pertolongannya dan berserah diri diharibaanNya. Pada kehidupan sehari-hari untuk bisa merubah perspektif terkadang kita memang butuh kondisi kritis. Yang menjadi pertanyaan, apakah perubahan perilaku itu mesti menunggu kondisi kritis dulu? Bukankah teramat mahal untuk sebuah perubahan?
1 Response to "Guru Kehidupan"
Seandainya ada orang yang bertanya,:Mengapa Allah menciptakan orang yang jahat?" maka tulisan akhi bisa menjelaskannya. Alhamdulillah
Post a Comment