Kalah Dari Setannya Sendiri
Pernah satu malam saya dimasjid ada seorang mubaligh muda yang sedang gelisah dengan pak haji. “Pak haji, kondisi umat sekarang sangatlah memprihatinkan, banyak kemaksiatan dan susah diajak ke jalan yang benar. Itulah sebabnya saya berhenti untuk berdakwah.”kata mubaligh muda seperti kehilangan gairahnya.
Pak Haji itu mengatakan, “anak muda, kenapa umat engkau salahkan? Bukankah semakin canggih engkau berdakwah, semakin canggih punya setanmu menggoda dirimu? Jika engkau berhenti berdakwah berarti itu kekalahan diri dari setanmu sendiri.”
Komentar aja dikit, setan dan malaikat selalu melekat pada diri kita. Sewaktu kita bodoh setannya juga bodoh. Semakin kita pintar setannya juga semakin pintar. Kenapa jika ada kesalahan dan kekalahan kita selalu menyalahkan orang lain? Cobalah tengok ke dalam diri kita, begitulah kata Ebiet G Ade. Barangkali bisa menemukan semua kesalahan diri kita.
Pak Haji itu mengatakan, “anak muda, kenapa umat engkau salahkan? Bukankah semakin canggih engkau berdakwah, semakin canggih punya setanmu menggoda dirimu? Jika engkau berhenti berdakwah berarti itu kekalahan diri dari setanmu sendiri.”
Komentar aja dikit, setan dan malaikat selalu melekat pada diri kita. Sewaktu kita bodoh setannya juga bodoh. Semakin kita pintar setannya juga semakin pintar. Kenapa jika ada kesalahan dan kekalahan kita selalu menyalahkan orang lain? Cobalah tengok ke dalam diri kita, begitulah kata Ebiet G Ade. Barangkali bisa menemukan semua kesalahan diri kita.
1 Response to "Kalah Dari Setannya Sendiri"
Yah... semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, semakin 'pintar' juga setan yang 'ditugaskan' untuk mengawalnya. Teringat seorang kawan yang 'tergelincir', padahal selama ini dia dikenal karena keshalihannya. Semoga Allah menuntunnya kembali ke jalan yang diridhoi-Nya. Amiin.
Post a Comment