Ladang Amal

Ada seorang kyai yang identik dengan kehidupan malam seringkali keluar masuk ditempat maksiat dan bertemu serta dengan para pekerja malam. Saya bertanya padanya, “untuk apa keluar masuk tempat-tempat maksiat itu?” Jawabnya,“tempat-tempat seperti itulah yang menjadi ladang amal buat kita.”

“Kenapa memilih tempat maksiat?” tanya saya.

“Didalam kehidupan selalu ada tempat yang baik dan tempat yang buruk, ada tempatnya orang mukmin ada tempatnya orang kafir, ada tempatnya orang sholeh, tempatnya orang maksiat. Tugasnya orang mukmin, juga tugasnya orang sholeh adalah membujuk, merayu dan mengajak orang-orang tidak benar untuk kembali ke jalan yang benar. Hanya orang yang tidak bersabarlah menggunakan kekerasan atau ancaman agar orang kembali ke jalan yang benar. Dan itu sangat dibenci oleh Allah SWT.” Jawab sang kyai.

Beberapa tahun kemudian sang kyai meninggal, yang melayatnya dari rumah hingga ke makamnya penuh lautan manusia yang melepas kepergiannya. Selamat jalan Pak kyai, Terima kasih atas pencerahannya selama ini..

4 Responses to "Ladang Amal"

Unknown said...

saya jadi inget, sering ada sinetron yang menegaskan, "kalo mau ceramah jangan dimesjid aja, disono mah orang nya jelas dah pada alim"

Anonymous said...

Saya jadi inget kyai dari kampung halamanku, kediri. Beliau ayahanda dari Gus Sabuth. Beliau dikenal dengan Gus Miek rokhimakumu4JJI. Pendiri Tinggal Dzikirul Ghofilin. Tak terasa air mata ingin keluar tanpa disengaja bila ingat beliau. Sayang saya belum sempat bisa berjumpa secara langsung dengan beliau.

Rosdiono said...

maksudnya ini Gus Mik ya Pak Agus?

Heri said...

"Liman ahabba ayyuhsyaro maal awlia"

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel