Hidup Itu Karunia

Di Rumah Amalia, rumah dimana anak-anak belajar dan rumah bagi siapapun untuk saling berbagi kebahagiaan. Pada hari minggu kemaren dari pagi anak-anak Amalia sudah datang untuk bimbel. Jam 7 pagi Adi sudah datang. Setelah itu anak-anak berbondong-bondong berdatangan. Akhirnya kami memulai kegiatan dengan 'Smart Walking' Kak Rani, Kak Nia dan Kak Asep juga datang. Setelah kegiatan 'Smart Walking' anak-anak belajar matematika. Rupanya setelah kegiatan bimbel Rumah Amalia kedatangan tamu dari Canada. Spesial datang ke Rumah Amalia dan terakhir saya kedatangan tamu, seorang Ibu dengan dua putranya.

Malam itu Sang Ibu bertutur, 'Hidup itu adalah Karunia. Harus selalu disyukuri.' begitulah makna hidup baginya. 'belajar istiqomah adalah sebuah keharusan untuk senantiasa selalu bersyukur kepada Alloh SWT' lanjutnya.

Hobinya yang senantiasa menyayangi anak-anak yatim justru semakin bertambah setelah beliau sakit keras karena sembuh dari doa mereka. Tuturnya, 'Harus kita sadari bahwa pengalaman hidup manusia apapun bentuknya datang dari Alloh SWT. Orang lain menyebutnya ini ujian namun saya menyebutnya sebagai Karunia Alloh SWT agar saya meningkatkan ketaqwaan padaNya.' katanya.

kedua putranya berlari ke dalam rumah, sementara istri saya duduk menemani ibu itu. Hana berlarian dengan ketawa kecilnya. Sesekali beliau mengusap airmata yang jatuh dipipinya. Beliau bercerita terkadang dirinya berasa beruntung begitu banyak karunia Alloh untuk dirinya sebagai seorang 'single parent' tentunya tidak mudah baginya untuk menjalani hidup.

Hidup sendiri bersama kedua putranya memang merasakan berada dalam guncangan hidup. Rumah tangga yang dijalinnya selama 15 tahun ternyata harus kandas. Kegagalan dalam kehidupan rumah tangganya merupakan pukulan telak terhadap jiwanya justru setelah dirinya mengalami sakit berat yang dialaminya. Dalam kondisi seperti itulah kemudian saya membimbing sang ibu untuk menyerahkan semua persoalan hidupnya kepada Alloh SWT. Permasalahan hidupnya telah mencapai satu titik nadir yang harus dalam kondisi pasrah dan ikhlas menerima semua yang telah menjadi kehendakNya. alhamdulillah kondisi psikologisnya sudah menjadi baik dan percaya diri.

Beliau bertutur pada saya dengan penuh linangan airmata, 'Suara adzan yang mengalun sering mengalir perasaan sejuk. Suara mengaji membuat saya menangis. Kenangan masa kecil saya belajar mengaji dan belajar solat silih berganti hadir, semua terputus ketika saya hidup ditengah gemerlapnya dunia, berlimpahnya materi, suami yang sempurna, yang semuanya justru tidak bisa menolong apapun ketika saya dalam badai masalah yang terus bertubi-tubi menimpa keluarga kami.'

'Alhamdulillah, semua kejadian dan masalah telah menyadarkan saya hanya berserah diri pada Sang Khaliq-lah saya menemukan kebahagiaan sejati' tutur sang ibu. Malam semakin larut. Kebahagiaan itu hadir ditengah kami, sebagaimana yang dirasakan oleh setiap orang yang senantiasa ikhlas dan mensyukuri nikmat. 'Terima kasih Ya Alloh atas semua KaruniaMu' Ucap sang ibu diakhir perjumpaan kami.

0 Response to "Hidup Itu Karunia"

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel