Nafs Pada Orang Yang Tidur

Pada suatu malam dipengajian Amalia (Anak-Anak Insan Mulia) saya ditanya oleh Lusi,"kak Agus, jiwa orang yang tidur pergi kemana ya?'

"Lusi, nafs pada orang yang tidur tidak pergi kemana-mana sebab nafs berada ditempatnya.' jawab saya.


Saya jelaskan padanya bahwa itulah sebabnya Baginda Nabi Muhamad SAW mengajarkan kita doa yang harus dibaca setelah bangun tidur.

Segala puji bagi Alloh yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah kami kembali (H.R. Bukhari dan Abu Dawud dari Khuzayfah dan Abi Dzar).

Dari teks doa di atas, dapat ditarik pengertian bahwa tidur itu (pada aspek-aspek tertentu) bagaikan mati, dan bangun tidur itu bagaikan hidup kembali. Akan tetapi jika dilihat dari aspek-aspek denyut jantung, tarikan nafas dan aspek fisik lainnya, jelas bahwa tidur bukanlah mati, tetapi masih hidup, dan berarti rohnya masih ada pada tempatnya. Oleh karena itu dari doa tersebut dapat disimpulkan bahwa ada aspek-aspek yang mati (tidak berfungsi) pada orang yang tidur, seperti panca inderanya dan juga kesadarannya (aspek-aspek kejiwaannya). Pada doa yang juga diajarkan oleh Nabi untuk orang yang akan tidur diisyaratkan bahwa selama tidur, nafs itu tetap berada pada tempatnya.

Dengan nama-Mu ya Rabb, aku membaringkan tubuhku, dan dengan nama-Mu pula aku mengangkatnya. Jika Engkau akan menahan nafasku, maka sayangilah ia, dan jika Engkau akan melepaskannya (dari tubuhku) maka jagalah ia seperti penjagaan yang akan Engkau lakukan terhadap hamba-hamba-Mu yang saleh (H.R. Muttafaq 'Alayh).

Al-Qur'an juga mengisyaratkan bahwa manusia yang sedang tidur dimungkinkan untuk berkomunikasi secara rohani, seperti menerima ilham atau bahkan wahyu. Nabi Ibrahim misalnya menerima perintah Alloh SWT untuk menyembelih putranya, Isma'il melalui mimpi, seperti yang tersebut dalam surat al-Shaffat / 37:102.

Jadi dalam keadaan tidur, ruh tetap berada dalam tubuh, bekerja sesuai dengan sistemnya, sedangnya nafs, meski ia tetap pada tempatnya tetapi sebagian fungsi-fungsi tidak bekerja. Manusia pada tingkatan tertentu masih dapat melakukan aktivitas kejiwaan meskipun fisiknya sedang tertidur. Seorang pemikir yang sedang bekerja keras memecahkan suatu masalah misalnya, seringkali justru baru dapat menyelesaikan tugas beratnya setelah terlebih dahulu tidur. Dalam tidur juga, apa yang sudah ditiupkan oleh qalb dan tersimpan di dalam nafs sebagai hal yang sudah tidak disadari (alam bawah sadar), menurut M. Quraish Shihab, dapat muncul dalam bentuk mimpi.

0 Response to "Nafs Pada Orang Yang Tidur"

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel