Hidup Bermakna
Di dalam hidup ini disaat dalam kesendirian pernah kita bertanya pada diri sendiri, 'Kapan dalam hidup kita merasa lebih bermakna dan bahagia? Hidup kita akan bermakna dan bahagia ketika kita bisa berbagi, memberi dan menolong orang lain. Bagi orang-orang mukmin yang jiwanya sudah tercerahkan justru dipenuhi oleh rasa syukur justru kebahagiaan hidupnya diraih dengan banyak memberi, sekalipun tidak harus berupa materi, bisa berupa senyuman, perhatian atau sekedar menyapa di pagi hari. Melalui memberi membuat hidup kita menjadi bermakna itulah indahnya memberi. Sebagaimana Firman Allah Subahanahu Wa Ta'ala.
'Dan ingatlah, tatkala Tuhan memaklumkan, 'Sesungguhnya jika engkau bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu dan jika engkau mengkari nikmatKu maka sesungguhnya azabKu sangat pedih. (QS. Ibrahim : 7).
jadi sikap dan oreintasi hidup untuk senantiasa memberi dan melayani merupakan sumber kebahagiaan dan puncak prestasi kehidupan kita. Orang tua yang sukses ketika memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Pemimpin yang dianggap sukses adalah pemimpin yang mampu memberikan segala potensinya bagi kesejahteraan rakyatnya. Itulah sebabnya dalam kehidupan kita belum disebut bermakna bila yang kita lakukan belum mendatangkan manfaat bagi orang lain, untuk sama-sama mencintai dan mensyukuri nikmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Nabi mengajarkan kepada kita agar yang kita miliki menjadi abadi ketika kita kelak meninggal hendaknya mewariskan ilmu yang bermanfaat, harta kekayaan untuk kesejahteraan umat dan anak yang sholeh. Ketiga amal kebaikan inilah yang membuat milik kita menjadi abadi. Itulah yang membuat hidup kita bermakna. Sebagaimana Sabda Nabi.
Apabila seorang anak Bani Adam meninggal dunia maka terputuslah seluruh amalnya kecuali dari tiga perkara: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak yang sholeh yang selalu mendoakannya.' (HR. Muslim).
'Dan ingatlah, tatkala Tuhan memaklumkan, 'Sesungguhnya jika engkau bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu dan jika engkau mengkari nikmatKu maka sesungguhnya azabKu sangat pedih. (QS. Ibrahim : 7).
jadi sikap dan oreintasi hidup untuk senantiasa memberi dan melayani merupakan sumber kebahagiaan dan puncak prestasi kehidupan kita. Orang tua yang sukses ketika memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Pemimpin yang dianggap sukses adalah pemimpin yang mampu memberikan segala potensinya bagi kesejahteraan rakyatnya. Itulah sebabnya dalam kehidupan kita belum disebut bermakna bila yang kita lakukan belum mendatangkan manfaat bagi orang lain, untuk sama-sama mencintai dan mensyukuri nikmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Nabi mengajarkan kepada kita agar yang kita miliki menjadi abadi ketika kita kelak meninggal hendaknya mewariskan ilmu yang bermanfaat, harta kekayaan untuk kesejahteraan umat dan anak yang sholeh. Ketiga amal kebaikan inilah yang membuat milik kita menjadi abadi. Itulah yang membuat hidup kita bermakna. Sebagaimana Sabda Nabi.
Apabila seorang anak Bani Adam meninggal dunia maka terputuslah seluruh amalnya kecuali dari tiga perkara: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak yang sholeh yang selalu mendoakannya.' (HR. Muslim).
0 Response to "Hidup Bermakna"
Post a Comment