Indahnya Kedamaian
Dalam bahasa arab kata 'Iman' memiliki akar kata dengan kata 'aman' yang berarti seorang mukmin sudah selayaknya mendatangkan rasa 'aman' dan melahirkan kedamaian di dalam hatinya, lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Kedamaian hanya akan dimiliki oleh orang yang mampu berpikir dan bertindak secara proaktif bukan bersifat reaktif, dalam al-Quran surat Ali-Imran ayat 110 Allah berfirman.
'Engkau adalah umat yang terbaik diantara manusia untuk mengajak dalam kebaikan (ma'ruf) dan mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah.'
Kata 'amar ma'ruf' atau mengajak kebaikan maknanya adalah memanusiakan manusia, sedangkan 'nahi mungkar' lebih dimaknai sebagai pembebasan dari kemiskinan dan kebodohan dan 'tu'minuna billah' artinya dimensi keimanan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Ketika kita mengaku beriman, ada dua prinsip penting yang kita telah nyatakan, Pertama diri kita percaya secara total kepada Allah semata. Kedua, pernyataan iman berarti menjadikan diri kita adalah pribadi yang dipercaya oleh sesama. Aspek pertama bahwa sikap dan kepatuhan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan aspek kedua, implikasi dari kepatuhan kita kepada Allah melahirkan rasa aman dan damai terhadap sesama, lingkungan dan masyarakat.
Bila kita orang yang beriman menebarkan rasa aman dan kedamaian maka tidak ada ruang di dalam hati kita untuk marah, bertindak anarkhis bahkan menghancurkan dan yang lebih esensial seorang mukmin berjuang membebaskan masyarakat dari belenggu penindasan kebodohan dan kemiskinan sebagaimana Nabi Muhammad membebaskan masyarakat jahiliyah di kota Mekah dari ketertindasan kebodohan dan kemiskinan. Betapa indahnya kedamaian bila insan yang beriman dan dengan keberimanannya menebarkan rasa aman dan kedamaian bagi sesamanya.
'Engkau adalah umat yang terbaik diantara manusia untuk mengajak dalam kebaikan (ma'ruf) dan mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah.'
Kata 'amar ma'ruf' atau mengajak kebaikan maknanya adalah memanusiakan manusia, sedangkan 'nahi mungkar' lebih dimaknai sebagai pembebasan dari kemiskinan dan kebodohan dan 'tu'minuna billah' artinya dimensi keimanan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Ketika kita mengaku beriman, ada dua prinsip penting yang kita telah nyatakan, Pertama diri kita percaya secara total kepada Allah semata. Kedua, pernyataan iman berarti menjadikan diri kita adalah pribadi yang dipercaya oleh sesama. Aspek pertama bahwa sikap dan kepatuhan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan aspek kedua, implikasi dari kepatuhan kita kepada Allah melahirkan rasa aman dan damai terhadap sesama, lingkungan dan masyarakat.
Bila kita orang yang beriman menebarkan rasa aman dan kedamaian maka tidak ada ruang di dalam hati kita untuk marah, bertindak anarkhis bahkan menghancurkan dan yang lebih esensial seorang mukmin berjuang membebaskan masyarakat dari belenggu penindasan kebodohan dan kemiskinan sebagaimana Nabi Muhammad membebaskan masyarakat jahiliyah di kota Mekah dari ketertindasan kebodohan dan kemiskinan. Betapa indahnya kedamaian bila insan yang beriman dan dengan keberimanannya menebarkan rasa aman dan kedamaian bagi sesamanya.
0 Response to "Indahnya Kedamaian"
Post a Comment